Friday, September 24, 2010

Hidup Sederhana

Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama;janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tin ggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai"
(Roma 12:16)

Bulan Nopember 1998 ketika krisis ekonomi sedang hebat-hebatnya melanda beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, dalam perjalanan pulang dari kunjungan dinas perusahaan ke Myanmar dan Vietnam, saya sempat singgah di Bangkok, Ibukota Thailand. Thailand pun ketika itu sama seperti kita sedang diterpa krisis ekonomi yang berat. Pada kesempatan memenuhi undangan makan malam di sebuah restoran, saya melihat meja-meja yang tampak kosong kecuali meja kami. Relasi kami menjelaskan kalau bukan karena kedatangan kami sebagai tamu, dia sebenarnya enggan pergi ke restoran karena merasa tidak enak, melihat sebagian besar rakyat Thailand sepakat untuk menjalani kehidupan sederhana selama masa krisis sebagai tanda prihatin, sesuai dengan himbauan para pemimpin masyarakat dan agama. Perasaan saya tersentuh dan diliputi rasa malu, mengingat sebagian dari kita di Indonesia tidak mempunyai sense of crisis bahkan menganggap business as usual, padahal krisis yang dialami bangsa kita jauh lebih berat dan komplex.
Elaine St. James, dalam bukunya "Simplify Your Life", menawarkan berbagai kiat untuk menggapai kehidupan yang bahagia. Namun pada intinya dia menekankan bahwa kehidupan sederhana adalah kuncinya. Memang sepanjang sejarah orang-orang bijak dalam setiap kebudayaan besar menemukan rahasia kebahagiaan bukan terletak pada mendapat atau memiliki lebih banyak tetapi menginginkan lebih sedikit. Terlalu banyak kemauan justru akan tambah membebani hidup.
Memasuki tahun baru, marilah kita merenung kembali melihat tahun yang telah kita lalui. Entah itu banyak atau sedikit, yang pasti kita akan melihat adanya perpaduan antara hal-hal yang menyenangkan dan yang mengecewakan. Kita perlu menghitungnya kembali untuk kemudian mengarahkan langkah kita di dalam memasuki tahun yang baru ini, baiklah kita tidak mengarahkan diri kepada perkara yang muluk-muluk, tetapi pada hal-hal yang sederhana dan realistis! (Nik D.Adam)

No comments:

Post a Comment